Selasa, 31 Agustus 2010

Ikatan Kovalen

1.    Ikatan Kovalen
Ikatan kovalen adalah ikatan antara dua atom atau dengan pemakaian bersama sepasang electron atau lebih.Unsur yang cenderung menerima electron atau keelektronegatifannya > 2,0 disebut unsure elektronegatif.Unsur ini terletak pada bagian atas dan kanan blok p dalam system periodic dan ditambah hydrogen.Kecenderungan unsure elektronegatif menerima electron disebabkan oleh adanya dorongan untuk mencapai kestabilan agar electron valensinya seperti gas mulia.Unsur elektronegatif memerlukan electron dengan jumlah sesuai golongannya.Golongan VIIA, VIA, VA, IVA masing-masing memerlukan satu, dua, tiga, dan empat elekron supaya stabil dan istimewa untuk hydrogen yang hanya membutuhkan satu electron supaya seperti helium.Akan tetapi seperti aturan Fajan yaitu unsur yang cenderung menerima electron tidak semuanya dapat membentuk ion negative (Syukri,1999).
Masalah yang timbul kemudian adalah bagaimana unsure elektronegatif memperoleh electron kalau tidak ada yang memberi.Dari penyelidikan ternyata bahwa dua atom dapat memakai electron bersama dengan bergabungnya orbital terluar.Orbital gabungan dan electron yang ada di dalamnya menjadi milik kedua atom sehingga yang satu terikat dengan yang lain.Penggabungan orbital berarti menambah jumlah electron valensi masing-masing atom sehingga keduanya stabil seperti H dengan H, H dengan Cl (Syukri,1999).
Atom unsur yang memerlukan satu electron dapatstabil jika membentuk satu pasangan baru dengan atom lain baik yang sejenis maupun tidak.Atom yang membutuhkan dua electron harus membentuk dua pasangan baru supaya stabil (Syukri,1999).
Gambar Ikatan kovalen pada molekul metana

2.    Ikatan non Kovalen
Ikatan non kovalen secara umum memppunyai penertian ikatan antara dua atom tanpa terjadi penggunaan electron bersama oleh kedua atom.
Macam-macam ikatan non movalen diantaranya yaitu:
Ikatan Ion
Ikatan ion adalah ikatan antara ion positif dan negative karena partikel yang berlawanan muatannya akan tarik-menarik.Atom yang cenderung melepaskan electron bertemu dengan yang cenderung menerima electron membentuk ikatan ion.Ion positif dan negative dapat terbentuk bila terjadi serah terima electron antar atom.Atom ysng melepaskan electron akan menjadi ion pasitif dan yang menerima akan menjadi ion negative, seperti Na dan Cl. Jadi ikatan ion terbentuk melalui serah terima electron (Syukri,1999).
Gambar Ikatan ion pada molekul natrium klorida

Ikatan Hidrogen
Ikatan hydrogen adalah ikatan tambahan berupa daya tarik listrik listrik antara atom hydrogen yang cenderung agak positif dengan atom lain yang cenderung negative sedangkan kedua atom ini berikatan kovalen dengan atom lain.Hidrogen adalah unsure bukan logam yang kecil keelektronegatifannya.Jika berikatan dengan unsur yang sangat elektronegatif seperti fluor dan oksigen pasangan electron yang dipakai bersama lebih tertarik ke unsure tersebut sehingga bermuatan agak negative sedangkan hydrogen agak positif.Dalam keadaan seperti itu hydrogen dapat membenuk ikatan hydrogen dengan atom elektronegatif lain yang berada di dekatnya contohnya dalam HF dan H2O(Syukri,1999) .
Ikatan hydrogen sangat lemah namun mempengaruhi titik didih dan titik lebur senyawa karena mendidih dan melebur merupkan proses pemutusan ikatan antar partikel (Syukri,1999).
Gambar Ikatan hydrogen

Ikatan Van Der Waals
Ikatan Van Der Waals adalah ikatan yang terbentuk oleh interaksi antara dipole-dipol yang dihasilkan oleh gerakan cepat electron disemua atom netral.Ikatan ini lebih lemah daripada ikatan hydrogen namun berpotensi berjumlah sangat banyak, menurun sebanyak pangkat enam jarak yang memisahkan antar atom.Oleh karena itu hanya bekerja pada jarak pendek biasanya 2-4 Angstrom (Murray,2009).


Ikatan Hidrofobik
Ikatan Hidrofobik merujuk pada kecenderungan senyawa-senyawa non polar untuk berikatan sendiri di dalam lingkungn cair.Pembentukan ikatan ini tidak di dorong oleh gaya tarik bersama.Pembentukan ikatan ini terjadi karena kebutuhan untuk meminimalkan interaksi yang secara energitis kurang menguntungkan antara gugus non polar dengan air(Murray,2009).
Sementara hydrogen pada gugus non polar seperti gugus metilen hidrokarbon tidak membentuk ikatan hydrogen,hydrogen tersebut mempengaruhi struktur air yang mengelilinginya.Mo;ekul air yang terletak dekat dengan gugus hidrofobik mengalami restriksi dalam orientasinya yang memungkinkan molekul tersebut ikut serta secara maksimal dalam membentuk ikatan hydrogen(Murray,2009).
Molekul non polar cenderung membentuk butiran dengan luas permukaan yang minimal sehingga mengurangi jumlah molekul air yang terkena.Denagn alas an yang sama bagian hidrofobik biopolimer  didalam lingkungan air sel hidup cenderung tertanam di bagian dalam struktur molekul atau di dalam lapisan-ganda lipid sehingga kontak dengan air menjadi minimal(Murray,2009).
Gambar ikatan hidrofobik
3.    Senyawa CH3-NH2 
Nama senyawa dengan rumus molekul berikut ini CH3-NH2  adalah metilamina.Senyawa tersebut merupakan senyawa hidrokarbon dengan gugus fungsionalnya adalah golongan amina (Fessenden,1982).
Senyawa golongan amina merupakan urunan organic dari amoniak (NH3).Zat ini merupakan senyawa yang berkelakuan sebagai basa (Pine,1988).

4.    Konsekuensi pH netral sebagai pH fisiologis
pH netral dibutuhkan dalam proses metabolism mekhluk hidup.Hal ini berhubungan dengan adanya molekul enzim yang berperan dalam proses tersebut.Enzim merupakan molekul protein yang berperan dalam metabolisme tubuh makhluk hidup.Protein struktur dasar pembentuknya adalah asam amino yang mempunyai 2 macam gugus fungsi yang berbeda yaitu gugus amina dan karboksil.Asam amino merupakan ion zwitter atau dipolar bila dilarutkan dalam air yang mempunyai muatan listrik yang berlawanan pada kedua kutubnya.Hal ini menyebabkan senyawa asam amino bersifat sebagai senyawa amfoter yaitu dapat berperan sebagai asam dan basa.Gugus karboksil pada asam amino memberi sifat asam dan gugus amina memberi sifat basa.Oleh karena sifat inilah maka enzim yang merupakan kumpulan asam amino membutuhkan pH netral atau  pH fisiologis dekat netral agar dapat secara maksimal dalam prosesnya sebagai zwitter ion (Lehninger,1982).


Pustaka
Fessenden, Ralph J.1992.Kimia Organik.Jakarta:Erlangga
Lehninger,Albert.1972.Dasar-dasar Biokimia.Jakarta:Erlangga.
Murray, Robert K.2009.Biokimia Harper.Jakarta:EGC
Pine, Stanley H.1988.Kimia Organik.Bandung:ITB
Syukri, S.1999.Kimia Dasar.Bandung:ITB

Tidak ada komentar: